Usaha Risollaku merupakan salah satu
contoh UMKM kuliner yang lahir bukan dari modal besar, tetapi dari ketekunan,
ketulusan seorang ibu, dan kemauan untuk terus belajar dari setiap proses yang
dijalani. Usaha ini didirikan oleh Winery Nisasuci, seorang ibu rumah tangga
asal Bogor yang mengelola keseharian dengan tiga anak sambil tetap memiliki
tekad kuat untuk mandiri secara finansial. Awalnya bukan bisnis risol yang ia
jalankan. Sebelum terjun ke dunia kuliner, ia pernah menggeluti usaha pakaian
muslim. Namun, kondisi anak ketiganya yang memiliki alergi dan asma membuatnya
harus menghentikan usaha tersebut dan lebih banyak berada di rumah.
Perjalanan bisnis Risollaku justru
dimulai dari sesuatu yang sederhana yaitu bekal yang dibawa anaknya ke sekolah.
Nisa sering menyiapkan berbagai camilan untuk anak-anaknya, salah satunya
adalah risol. Ternyata, risol buatannya mendapat banyak respons positif, tidak
hanya dari anaknya tetapi juga dari teman-temannya di sekolah. Dari sanalah
permintaan mulai berdatangan. Awalnya kecil, sekitar 1 kg adonan kemudian naik
menjadi 2 kg, 10 kg, hingga akhirnya mampu memproduksi 100 kg adonan risol per
hari. Semua itu dimulai dari modal hanya Rp 75.000, menggunakan alat-alat rumah
tangga seperti teflon dan mixer sederhana.
Inspirasi Nisa untuk membuat risol
juga datang dari keluarga dekat. Ia awalnya belajar risol isi sayur dari bibi
yang bekerja di rumah orang tuanya, lalu mengembangkan resepnya sendiri dengan
isian yang lebih modern dan disukai anak muda, seperti smoke beef, cheese,
telur, dan sosis. Dari resep rumahan yang sederhana, berkembanglah variasi rasa
yang menjadi ciri khas Risollaku.
Yang menarik, Nisa tidak pernah merasa
dirinya berada dalam masa tersulit. Menurutnya, rasa “susah” itu muncul dari
pikiran sendiri. Ia pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa jika kita terus
memikirkan bahwa hidup kita berat, maka hidup akan terasa semakin berat. Karena
itu, ia memilih untuk menikmati proses, mensyukuri perjalanan, dan percaya
bahwa setiap fase memiliki pelajarannya sendiri. Bahkan ketika pernah
direndahkan atau dianggap remeh, ia tidak menyimpannya sebagai beban, melainkan
sebagai energi untuk terus membuktikan diri.
Dalam banyak kesempatan, Nisa juga
menekankan pentingnya memulai usaha dari apa yang ada. Ia selalu mengingatkan
bahwa ketika seseorang memulai usaha, kondisinya masih “gelap” belum tahu
untung atau rugi maka jangan langsung berutang. Gunakan apa yang dimiliki dulu:
kalau modalnya hanya Rp 100.000, gunakan itu. Kalau modalnya tenaga, pakai
tenaga. Prinsip inilah yang membuatnya bertahan dan berkembang tanpa tekanan
finansial berlebih.
Dari ruang kecil berukuran 2 × 1,5
meter di rumahnya dan penyimpanan freezer seadanya di halaman belakang,
Risollaku kini telah berkembang menjadi usaha dengan tempat produksi terpisah
dan ruang penyimpanan beku yang jauh lebih besar dengan pegawai yang sudah banyak dipekerjakan. Baginya, yang terpenting adalah bisa membuka lapangan kerja
dan tetap menjaga kualitas produk.
Kisah Risollaku mengajarkan bahwa
usaha yang besar tidak selalu dimulai dari rencana besar. Terkadang, yang
dibutuhkan hanyalah keberanian memulai dari hal sederhana, ketekunan menjaga
kualitas, dan kemauan untuk terus berproses tanpa mengeluh. Dari dapur kecil
seorang ibu rumah tangga, lahirlah bisnis risol yang kini dikenal luas dan
menjadi inspirasi banyak pelaku UMKM lainnya.
- Jenis produk yang dihasilkan
Risollaku memproduksi berbagai jenis
risol dengan variasi isi yang menyesuaikan selera pasar modern, terutama anak
muda dan keluarga. Produk utamanya adalah risol frozen yang dapat digoreng
kapan saja, sehingga praktis untuk dijadikan camilan ataupun stok makanan rumah
tangga. Risol yang dihasilkan tidak lagi hanya berisi sayuran seperti risol
tradisional, tetapi telah mengalami inovasi dari resep awalnya yang diwariskan
oleh bibi sang pemilik. Saat pertama kali belajar membuat risol, isian yang
digunakan adalah sayur mayur sederhana. Namun, setelah melihat minat
anak-anaknya dan permintaan orang-orang sekitar, Ibu Nisa mulai memodifikasi
isiannya. Ia menambahkan variasi seperti mayones, smoke beef, keju, telur, dan
sosis agar rasanya lebih modern dan sesuai selera konsumen saat ini.
Selain risol, usaha ini juga
memproduksi beberapa jenis makanan frozen lainnya seperti cireng dan lumpia.
Namun tetap, risol menjadi produk inti yang paling dikenal dan paling banyak
dipesan. Setiap risol diproduksi dalam jumlah besar setiap hari, mengingat
permintaan yang terus meningkat. Bahkan kapasitas produksi mencapai sekitar
sepuluh ribu potong risol per hari atau setara seribu kemasan, dengan adonan
total kurang lebih seratus kilogram. Tingginya permintaan ini menunjukkan bahwa
produk yang dihasilkan telah berhasil memenuhi selera pasar dari segi rasa,
kepraktisan, dan konsistensi kualitas.
Proses produksi Risollaku sudah
tertata dengan baik dan melibatkan beberapa tahapan penting dari persiapan
bahan hingga penyimpanan akhir. Berikut adalah langkah-langkah proses
produksinya:
1. Persiapan bahan baku
Bahan-bahan utama seperti telur, tepung
terigu hingga empat kilogram per sekali produksi, mentega, garam, merica, susu
bubuk, dan tepung roti disiapkan dalam jumlah besar sesuai kebutuhan harian.
Bahan isian seperti mayones, smoke beef, keju, telur, dan sosis juga disiapkan
dan dipotong sesuai standar.
2. Pencampuran adonan kulit
Semua bahan kulit dimasukkan ke mesin
giling. Proses penggilingan dilakukan selama kurang lebih dua menit hingga
seluruh bahan tercampur rata dan menghasilkan adonan yang halus. Dulu proses
ini manual, tetapi kini mesin membuat hasilnya lebih konsisten.
3. Pemindahan adonan ke wadah produksi
Setelah selesai digiling, adonan
dipindahkan ke wadah besar agar mudah dituangkan ke mesin berikutnya.
4. Pencetakan kulit risol
Adonan dituangkan ke mesin pembuat
kulit risol yang mencetak lembaran kulit dengan ketebalan dan ukuran yang sama.
Lembaran yang sudah matang ditata rapi di meja produksi.
5. Pengisian isian risol
Tahap ini masih dilakukan secara
manual oleh para pekerja. Setiap lembar kulit diberi isian sesuai takaran yang
sudah ditentukan, seperti campuran mayones-smoke beef-keju atau varian lainnya.
6. Pembentukan risol
Kulit yang sudah diisi kemudian
digulung dan dilipat hingga membentuk risol yang rapi. Bagian ini membutuhkan
ketelitian agar bentuk risol seragam.
7. Pelapisan dengan tepung roti
Risol yang sudah dibentuk kemudian
dilapisi tepung roti. Lapisan ini akan memberikan tekstur renyah ketika
digoreng oleh konsumen.
8. Penyimpanan di freezer
Risol yang sudah selesai diproduksi
dimasukkan ke ruang penyimpanan beku yang besar. Dahulu hanya menggunakan
freezer kecil di halaman rumah, tetapi sekarang mereka memiliki ruangan khusus
freezer berkapasitas besar untuk menyimpan ribuan risol frozen.
9. Pengemasan dan distribusi
Setelah cukup dingin dan teksturnya
stabil, risol dikemas sesuai jumlah pesanan atau standar stok harian. Produk
kemudian didistribusikan atau dijual langsung kepada pelanggan maupun reseller.
Setiap tahap dikerjakan dengan prinsip
kesabaran dan efisiensi, mengikuti filosofi Ibu Winery yang selalu menekankan
pentingnya menikmati proses, memulai usaha dari apa yang ada, serta berkembang
bertahap tanpa memaksakan hutang di awal usaha.
- Alur Kerja dan Layout Fasilitas
Proses produksi risol di usaha
Risollaku dirancang sederhana namun tetap efisien. Meskipun bisnis ini berawal
dari dapur rumah, seiring berkembangnya pesanan, sistem kerja dan tata letaknya
dibuat semakin tertata agar produksi dapat berjalan lancar, higienis, dan
memenuhi standar kualitas. Saat ini proses produksi dilakukan di ruang khusus
berukuran kurang lebih 2 x 1,5 meter, yang kemudian berkembang menjadi area
yang lebih luas ketika Ibu Nisa dapat membeli ruangan produksi terpisah dari
rumah. Setiap area dikelola dengan memperhatikan kebersihan dan kerapihan,
sehingga aktivitas kerja dapat berlangsung tanpa banyak hambatan.
Tahapan alur kerja yang dilakukan oleh
tim produksi Risollaku adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan semua bahan baku seperti
telur, tepung terigu, mentega, garam, merica, susu bubuk, dan tepung roti.
- Memasukkan seluruh bahan ke dalam
mesin giling dan mencampurnya selama kurang lebih dua menit hingga adonan kulit
risol halus dan merata.
- Menuang adonan yang telah tercampur
ke dalam wadah besar yang aman dan bersih.
- Memasukkan adonan ke mesin pembuat
kulit risol agar hasilnya tipis, seragam, dan lebih cepat dibandingkan jika
dibuat manual.
- Menyiapkan isian yang terdiri dari
mayonnaise, smoke beef, keju, dan sosis, kemudian proses pengisian dilakukan
secara manual oleh pekerja terlatih.
- Melakukan tahap penggulungan dan
pembentukan risol, kemudian risol dilapisi tepung roti sebelum siap dibekukan.
- Menyusun risol yang sudah jadi ke
dalam wadah-wadah bersih untuk kemudian dimasukkan ke ruang freezer besar agar
dapat disimpan sebagai stok frozen risol.
Dari segi layout fasilitas, penempatan
alat produksi, meja kerja, freezer, dan area penyimpanan diatur sedemikian rupa
agar pekerja bisa bergerak tanpa menghambat satu sama lain. Area pengadonan
dipisah dari area pencetakan, sedangkan proses pengisian dan pengemasan
dilakukan di meja kerja khusus agar lebih higienis. Freezer terletak di area
terpisah agar tidak mengganggu aktivitas utama. Tata letak seperti ini membantu
menjaga kelancaran alur kerja serta mengurangi risiko kesalahan atau hambatan
selama produksi.
- Penggunaan Tenaga Kerja, Bahan Baku,
dan Peralatan
Dalam proses produksinya, Risollaku melibatkan
cukup banyak pekerja. Para pekerja tampak terampil, mengenakan apron, sarung
tangan, serta bekerja dengan gerakan yang konsisten dan cepat. Lingkungan kerja
juga terlihat sangat bersih dan tertata rapi, menunjukkan bahwa usaha ini tidak
hanya berfokus pada jumlah produksi, tetapi juga pada kualitas dan standarisasi
proses kerja.
Bahan baku utama yang digunakan dalam
produksi risol antara lain:
- Telur sebanyak kurang lebih 15 butir
untuk satu kali adonan.
- Tepung terigu sekitar 4 kg.
- Mentega, garam, merica, dan susu bubuk
sebagai bahan dasar adonan.
- Tepung roti untuk pelapisan luarnya.
- Bahan isian seperti smoke beef, keju,
sosis, dan mayonnaise.
Sementara itu, peralatan yang
digunakan meliputi:
- Mesin giling untuk mencampur adonan
secara cepat dan merata.
- Mesin pencetak kulit risol untuk menghasilkan
ukuran yang konsisten.
- Freezer besar sebagai tempat
penyimpanan risol frozen.
- Meja kerja stainless, wadah-wadah
bersih, dan peralatan manual seperti spatula, sendok, dan perlengkapan
penggorengan.
Semua peralatan tampak terawat dengan
baik, ditempatkan pada area yang bersih, dan digunakan sesuai fungsinya untuk
menjaga efisiensi serta kualitas produk.
Pengendalian mutu dalam usaha
Risollaku terlihat cukup kuat meskipun dimulai dari produksi rumahan. Ibu Nisa
menerapkan standar higienitas yang tinggi dan memastikan bahwa setiap langkah
dilakukan dengan teliti. Sistem pengendalian mutunya terlihat dari beberapa
aspek berikut:
- Pekerja menggunakan sarung tangan,
apron, dan pakaian yang rapi untuk menjaga kebersihan selama proses produksi.
- Area kerja selalu dijaga tetap
bersih, dengan wadah-wadah makanan yang tersusun rapi dan bebas dari kotoran.
- Proses pencampuran adonan dilakukan
dengan mesin agar hasilnya konsisten setiap kali produksi.
- Pengisian risol dilakukan secara
manual oleh pekerja yang berpengalaman untuk memastikan ukuran dan bentuknya
sama.
- Penyimpanan menggunakan freezer
ruangan besar yang memungkinkan stok risol beku disimpan dalam suhu yang stabil
sehingga kualitas tetap terjaga.
- Bahan baku yang digunakan adalah
bahan segar dan disiapkan pada hari yang sama untuk menjaga cita rasa produk.
- Proses pengecekan visual dilakukan
sebelum risol dibekukan untuk memastikan tidak ada produk yang rusak atau bentuk kurang sempurna.
Sistem mutu seperti ini membuat
produksi menjadi lebih stabil dan hasilnya konsisten, meskipun permintaan
meningkat dari waktu ke waktu. Standar kebersihan dan pengelolaan ruang kerja
yang baik menjadi salah satu alasan Risollaku bisa berkembang pesat dan
mendapatkan kepercayaan pelanggan.
- Analisis Kelebihan dan Kekurangan
Proses Produksi Risollaku
1. Efisiensi Waktu dan Tenaga
Kelebihan:
- Proses pencampuran adonan dilakukan
menggunakan mesin giling sehingga hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit
untuk mencapai tekstur yang halus dan merata. Hal ini menghemat waktu yang
cukup signifikan dibanding metode manual.
- Penggunaan mesin pembuat kulit risol
mengurangi pekerjaan manual yang memerlukan banyak tenaga dan menghasilkan
kulit dengan ukuran konsisten, sehingga alur produksi menjadi lebih cepat.
- Pekerja sudah terbiasa dengan flow
kerja dan terlihat terampil dalam menggulung serta mengisi risol, sehingga
proses dapat berlangsung stabil meski volume produksi besar.
- Tata letak ruang produksi yang tertata
membuat pekerja bisa bergerak lebih efisien tanpa saling mengganggu.
Kekurangan:
- Tahap pengisian risol masih manual, sehingga
membutuhkan banyak tenaga kerja manusia. Jika permintaan meningkat tajam,
proses ini berpotensi menjadi bottleneck.
- Ruang produksi yang awalnya sempit
dapat membatasi efisiensi jika tidak disesuaikan dengan kapasitas pekerja dan
alat yang semakin bertambah.
2. Kualitas Produk dan Konsistensi
Hasil
Kelebihan:
- Konsistensi kulit risol terjaga karena
dicetak menggunakan mesin, sehingga ukuran dan ketebalannya stabil.
- Bahan baku yang digunakan merupakan
bahan segar dan disiapkan setiap hari untuk menjaga cita rasa.
- Pekerja mengenakan sarung tangan dan
apron sehingga higienitas produk terjaga, mempengaruhi kualitas dan keamanan
pangan.
- Proses pemeriksaan visual dilakukan
sebelum risol dibekukan, memastikan hanya produk yang layak yang masuk ke
freezer.
Kekurangan:
- Karena pengisian risol dilakukan
secara manual, bentuk dan ketebalan isian sedikit bervariasi tergantung
ketelitian pekerja.
- Jika kualitas bahan baku tertentu
tidak stabil (misalnya harga dan kualitas daging atau keju), cita rasa produk
berpotensi berubah.
3. Pengelolaan Bahan Baku dan Limbah
Kelebihan:
- Komposisi bahan baku sudah jelas,
mudah diperoleh, dan tidak bergantung pada bahan yang sulit dicari, sehingga
pengadaan bahan relatif stabil.
- Freezer dengan kapasitas besar
memungkinkan penyimpanan stok dalam jumlah banyak sehingga bahan baku dan hasil
jadi tidak cepat rusak.
- Usaha ini menerapkan konsep produksi
beku sehingga limbah makanan dapat diminimalkan, karena produk bisa disimpan
lama dalam suhu rendah.
Kekurangan:
- Dari pengamatan, belum terlihat adanya
sistem pemilahan limbah atau manajemen limbah spesifik yang terstruktur
(misalnya pengolahan sisa tepung)
- Belum ada informasi pasti mengenai
pencatatan stok bahan baku secara digital sehingga potensi pemborosan kecil
tetap bisa terjadi.
4. Penggunaan Teknologi dan Otomasi
Kelebihan:
- Mesin giling dan mesin pencetak kulit
risol memberi kontribusi besar pada percepatan produksi dan konsistensi hasil.
- Freezer ruangan besar memberikan
kapasitas penyimpanan yang memungkinkan produksi skala besar tanpa mengurangi
kualitas.
- Alat produksi bersih dan terawat
sehingga mendukung proses yang stabil dan higienis.
Kekurangan:
- Otomasi masih terbatas pada dua titik,
yaitu pencampuran adonan dan pencetakan kulit. Tahapan lainnya masih didominasi
tenaga kerja manual.
- Potensi penggunaan alat tambahan
seperti mesin pengisi risol atau conveyor kecil belum dimanfaatkan, padahal hal
ini dapat meningkatkan kapasitas produksi harian.
5. Sistem Dokumentasi dan Pelaporan
Kelebihan:
- Berdasarkan wawancara, pemilik usaha
sangat disiplin dan memiliki pola pikir mandiri yang kuat, sehingga secara umum
proses dan hasil produksi diperhatikan dengan detail.
- Alur kerja yang konsisten menunjukkan
bahwa pencatatan internal minimal sudah ada untuk mengatur jadwal produksi dan
stok.
Kekurangan:
- Belum terlihat adanya sistem
dokumentasi formal seperti laporan produksi harian, pencatatan limbah, laporan
kualitas, atau database bahan baku.
- Jika tidak ada pembukuan digital,
risiko kesalahan perhitungan stok dan biaya produksi akan semakin besar seiring
berkembangnya usaha.
- Minimnya penggunaan software produksi
atau inventaris mengurangi keteraturan pelaporan, padahal usaha sudah mencapai
kapasitas besar (hingga 10.000 pcs per hari).
- Rekomendasi Perbaikan Proses Produksi
Risollaku
Untuk meningkatkan efisiensi,
kualitas, dan keberlanjutan usaha Risollaku yang kini sudah berkembang menjadi
produksi skala besar, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan
berdasarkan prinsip manajemen produksi modern.
1. Penerapan Metode Lean atau Kaizen
Pendekatan lean dan Kaizen dapat
membantu mengurangi pekerjaan yang tidak bernilai tabah serta memperbaiki
proses secara berkelanjutan.
Rekomendasi:
- Melakukan evaluasi rutin terhadap
tahapan kerja untuk mengidentifikasi bagian yang memakan waktu terlalu lama,
terutama pada proses pengisian risol yang masih 100 persen manual.
- Membuat standar kerja sederhana
(standardized work) agar semua pekerja memiliki pola kerja yang sama, sehingga
hasil lebih konsisten.
- Menerapkan perbaikan kecil harian,
seperti penataan ulang meja kerja, teknik menggulung yang seragam, atau
penggunaan alat bantu kecil untuk mempercepat pengisian risol.
Dampak:
Produksi menjadi lebih cepat, alur
kerja lebih rapi, dan kualitas produk lebih stabil.
2. Perbaikan Layout Kerja
Layout ruang produksi sangat
berpengaruh terhadap kecepatan dan efisiensi tenaga kerja. Meskipun ruang
produksi Risollaku sudah rapi dan bersih, peningkatan kapasitas produksi
memerlukan penataan yang lebih optimal.
Rekomendasi:
- Mengatur alur ruang berdasarkan urutan
proses: area adonan, area pencetakan kulit, area pengisian, area pelapisan
tepung roti, dan area pembekuan.
- Mengurangi aktivitas bolak-balik
pekerja dengan menempatkan meja dan peralatan dalam bentuk lini lurus
(straight-line layout) atau U-shape agar komunikasi dan pergerakan lebih cepat.
- Menggunakan meja panjang dengan
pembagian stasiun kerja, sehingga pekerja dapat fokus pada satu tugas untuk
meningkatkan kecepatan dan konsistensi.
Dampak:
Waktu produksi lebih efisien dan
risiko tabrakan antar-pekerja berkurang, terutama saat volume produksi tinggi.
3. Penguatan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas saat ini bersifat
visual dan manual. Agar bisnis semakin besar, sistem ini perlu diperkuat.
Rekomendasi:
- Menyusun daftar standar kualitas
produk (SOP kualitas), misalnya ketebalan kulit, berat isian, tingkat
kerapihan, dan waktu penyimpanan di freezer.
- Melakukan pemeriksaan berkala secara
sampling untuk memastikan standar dipenuhi.
- Memberi pelatihan khusus kepada bagian
quality control untuk mengenali cacat produk sejak dini.
- Menggunakan timbangan digital untuk
memeriksa berat risol secara acak agar ukuran lebih seragam.
Dampak:
Produk lebih konsisten dari segi
bentuk, rasa, dan tekstur, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan serta
profesionalitas merek.
4. Digitalisasi Proses Produksi
Digitalisasi tidak harus mahal; bahkan
sistem sederhana dapat memberikan dampak besar pada pengendalian produksi dan
pengelolaan stok.
Rekomendasi:
- Menggunakan aplikasi sederhana seperti
Google Sheets atau aplikasi kasir/stock opname untuk mencatat bahan baku
harian, penggunaan bahan, dan jumlah produksi.
- Membuat dashboard kecil untuk memantau
stok keluar-masuk, terutama produk frozen yang memerlukan rotasi stok.
- Menyimpan dokumen penting seperti
catatan produksi, daftar belanja harian, dan jadwal pembekuan di folder digital
agar mudah diakses.
Dampak:
Kesalahan perhitungan stok dapat
diminimalkan, dan pemilik usaha lebih mudah memprediksi kebutuhan produksi
serta menghindari kehabisan bahan atau overstock.
5. Pelatihan SDM Secara Berkala
Dengan jumlah pekerja yang cukup
banyak, kualitas produksi sangat bergantung pada keterampilan dan kedisiplinan
tim.
Rekomendasi:
- Memberikan pelatihan singkat mengenai
teknik menggulung yang seragam, cara menjaga kebersihan produk, dan penggunaan
alat secara aman.
- Mengadakan briefing harian singkat
sebelum produksi untuk menyampaikan target harian dan pengecekan kesiapan tim.
- Membuat rotasi tugas ringan agar
pekerja tidak bosan dan kelelahan pada satu posisi.
Dampak:
Produktivitas meningkat, kualitas
lebih seragam, dan lingkungan kerja lebih profesional.
6. Potensi Penambahan Alat
Semi-Otomatis
Beberapa bagian proses produksi
Risollaku sudah menggunakan mesin, namun ada proses yang bisa dibantu alat
untuk meningkatkan output.
Rekomendasi:
- Menggunakan alat pembantu seperti
portion scoop (sendok takar) agar isian risol lebih cepat dan seragam.
- Mempertimbangkan pembelian alat
semi-otomatis untuk pengisian risol jika permintaan terus meningkat.
- Menggunakan rak pendingin bertingkat
untuk mempercepat alur penyimpanan sebelum masuk ke freezer besar.
Dampak:
Kecepatan produksi meningkat tanpa mengorbankan
kualitas, sekaligus mengurangi kelelahan pekerja.
- Dokumentasi Proses Pembuatan Kulit
Risol – Sumber: YouTube Risollaku (2023)
Diagram Alur Produksi (Flowchart)
Dokumentasi Kutipan Wawancara
“Dulu saya mulai dari modal tujuh
puluh lima ribu rupiah, pakai alat yang ada di rumah. Saya percaya kalau usaha
itu dimulai dari apa yang kita punya dulu.” (Winery Nisasuci, YouTube
“Risollaku”, menit 07:43)
DAFTAR
PUSTAKA
Risollaku. (2023). Perjalanan usaharisol dari modal 75 ribu hingga punya pabrik sendiri [Video]. YouTube.
[https://youtu.be/RISaNvpKPZA]
ValoraNews. (2023). Modal Rp75 ribu bisnis risol sampai punya pabrik sendiri, ternyata ini rahasianya. ValoraNews.com. [https://www.valoranews.com/berita/24518/modal-rp75-ribu-bisnis-risol-sampai-punya-pabrik-sendiri-ternyata-ini-