Jumat, 17 Oktober 2025

Peran Fotocopi 'D' dalam Mendukung Perekonomian Lokal di Daerah Tangerang


Usaha fotokopi 'D' yang dikelola oleh sepasang suami-istri ini telah beroperasi sejak tahun 2005, melanjutkan usaha serupa yang sebelumnya dijalankan di lokasi berbeda. Dengan mempekerjakan dua orang pegawai, usaha ini menjadi salah satu layanan penting di lingkungan yang dikelilingi oleh berbagai sekolah dan kantor kelurahan. Seluruh kebutuhan bahan baku dan perlengkapan diperoleh dari pemasok dalam kota, sehingga turut mendukung perputaran ekonomi lokal. Motivasi awal pendirian usaha ini didorong oleh letak yang strategis dan kebutuhan masyarakat sekitar akan layanan cetak, salin dokumen dan ATK (Alat Tulis Kantor). Meskipun menghadapi tantangan berupa kenaikan harga barang dan pergeseran tren menuju digitalisasi, pemilik tetap berkomitmen untuk mengembangkan usahanya agar tetap relevan di masa depan. Selain memberikan kemudahan bagi pelajar dan pegawai, usaha ini juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di lingkungannya. Pemilik berpesan kepada generasi muda untuk terus bersemangat dan berani mencoba berwirausaha agar dapat melanjutkan semangat kemandirian ekonomi ke generasi berikutnya.

Sabtu, 11 Oktober 2025

Evaluasi Tugas Mandiri 01, 02 dan 03

Oleh: Annisa Wulandari (AE44)

1. Jelaskan bagaimana ketiga aspek kelayakan (pasar, teknis, dan finansial) saling berhubungan dalam sebuah studi kelayakan usaha. Berikan contoh konkret bagaimana temuan dari analisis kelayakan pasar dapat mempengaruhi keputusan dalam analisis kelayakan teknis dan finansial.

Tiga aspek penting dalam kelayakan bisnis yaitu pasar, teknis, dan finansial memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi secara langsung. Melakukan analisis kelayakan pasar menjadi hal utama yang menuntun dua aspek lainnya. Temuan terkait potensi permintaan, sifat konsumen, dan tingkat persaingan menjadi dasar dalam mengambil keputusan teknis, seperti kapasitas produksi, teknologi yang diterapkan, dan sumber daya yang diperlukan. Selanjutnya, keputusan di bidang teknis akan berdampak langsung pada aspek finansial, terutama dalam perhitungan biaya investasi, struktur modal, dan proyeksi keuntungan. Sebagai contoh, jika analisis pasar menunjukkan permintaan tinggi untuk produk yang ramah lingkungan, maka aspek teknis harus menyesuaikan bahan dan proses produksi yang lebih berkelanjutan. Ini dapat mempengaruhi estimasi biaya dan strategi harga dalam analisis finansial. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut perlu dianalisis secara terintegrasi agar keputusan bisnis menjadi konsisten dan memiliki kelayakan yang menyeluruh.


2. Analisis mengapa Business Model Canvas dianggap sebagai alat yang lebih efektif dibandingkan business plan tradisional dalam tahap awal pengembangan usaha? Jelaskan dengan contoh bagaimana perubahan pada satu blok BMC dapat mempengaruhi blok-blok lainnya.

Business Model Canvas (BMC) lebih dianggap efektif dibandingkan rencana bisnis konvensional pada tahap awal pengembangan usaha karena sifatnya yang ringkas, visual, dan mudah berubah. BMC memungkinkan para wirausahawan untuk memahami hubungan antar elemen model bisnis secara menyeluruh dalam satu pandangan. Perubahan kecil di satu blok bisa menimbulkan dampak ke bagian lainnya. Sebagai contoh, perubahan di blok Value Proposition (misalnya dari produk murah menjadi produk ramah lingkungan) bisa mempengaruhi Customer Segment (target pasar yang berubah), Key Resources (bahan baku yang harus disesuaikan), dan Cost Structure (kenaikan biaya produksi). Jadi, BMC memfasilitasi pengusaha untuk mengenali dinamika dan keterkaitan strategis dengan cepat, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lebih responsif dan adaptif terhadap kondisi pasar.


3. Jelaskan strategi yang akan Anda gunakan untuk memastikan validitas dan reliabilitas data dalam penelitian lapangan untuk evaluasi peluang bisnis. Bagaimana Anda mengatasi bias potensial dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif?

Agar data dalam penelitian lapangan tentang evaluasi peluang bisnis tetap valid dan dapat diandalkan, pendekatan metodologi harus dirancang dengan sistematis dan triangulatif. Pengumpulan data bisa dilakukan melalui gabungan antara metode kuantitatif (seperti survei dan kuesioner) dan kualitatif (seperti wawancara mendalam dan observasi). Validitas data terjaga dengan melakukan uji coba pada alat survei, sedangkan reliabilitas dapat diperkuat menggunakan teknik member checking pada hasil wawancara. Kemungkinan terjadinya bias, seperti bias konfirmasi atau bias sampling, bisa diminimalkan dengan memilih responden secara representatif serta melakukan refleksi kritis terhadap posisi peneliti. Dengan demikian, data yang diperoleh bukan hanya akurat secara statistik tetapi juga memiliki makna sesuai konteks.


4. Mengapa triangulasi data menjadi kritikal dalam evaluasi peluang bisnis? Berikan contoh bagaimana Anda akan melakukan triangulasi antara data survei, wawancara, dan observasi lapangan untuk sebuah ide bisnis retail.

Triangulasi data ialah langkah krusial dalam meningkatkan kredibilitas hasil evaluasi peluang bisnis karena menggabungkan berbagai sumber dan metode dalam pengumpulan data. Sebagai contoh, dalam menganalisis ide bisnis retail, data dari survei dapat menunjukkan preferensi konsumen mengenai harga, wawancara dapat menjelaskan alasan di balik preferensi tersebut, dan observasi lapangan dapat menunjukkan perilaku pembelian yang sebenarnya. Dengan membandingkan dan memverifikasi ketiga jenis data ini, peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan objektif. Triangulasi berfungsi untuk mengidentifikasi adanya kesesuaian atau ketidaksesuaian antara apa yang dikatakan responden dan tindakan mereka, sehingga hasil analisis peluang bisnis lebih sahih dan dapat dipercaya.


5. Pilih satu faktor dari analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) dan jelaskan secara mendalam bagaimana faktor tersebut dapat menciptakan sekaligus mengancam peluang bisnis di industri fashion sustainable. Berikan contoh konkret.

Faktor lingkungan dalam industri fashion berkelanjutan bisa menjadi peluang sekaligus tantangan. Dari sisi peluang, meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan meningkatkan permintaan terhadap produk ramah lingkungan seperti pakaian berbahan organik atau daur ulang. Hal ini menciptakan ruang untuk inovasi dan diferensiasi di pasar. Namun, kondisi lingkungan juga dapat menjadi tantangan melalui peningkatan biaya produksi yang disebabkan oleh ketersediaan bahan baku yang terbatas, biaya untuk mendapatkan sertifikasi lingkungan, serta tuntutan untuk mematuhi peraturan pengelolaan limbah tekstil. Misalnya, perusahaan yang mengandalkan kain organik mungkin mengalami variasi dalam pasokan dan harga. Oleh sebab itu, keberhasilan dalam industri mode berkelanjutan sangat tergantung pada kemampuan para wirausahawan untuk menyeimbangkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip lingkungan dengan efisiensi dalam pelaksanaannya.


6. Dalam konteks sustainable entrepreneurship, jelaskan bagaimana Anda mengintegrasikan konsep triple bottom line (people, planet, profit) ke dalam perencanaan bisnis tanpa mengorbankan kelayakan finansial. Berikan contoh metrik untuk masing-masing elemen.

Pendekatan Triple Bottom Line (People, Planet, Profit) bisa dimasukkan ke dalam perencanaan bisnis dengan menjadikan keberlanjutan sebagai bagian utama, bukan sekadar tambahan.

  • People: Dapat diwujudkan dengan memberdayakan masyarakat lokal atau menciptakan lingkungan kerja yang adil dan aman. Contohnya, metrik yang bisa digunakan meliputi tingkat retensi karyawan atau perbaikan kesejahteraan pekerja.
  • Planet: Dapat diterapkan melalui penghematan energi, penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah yang efektif. Metrik yang digunakan bisa berupa pengurangan emisi karbon atau proporsi bahan daur ulang yang digunakan.
  • Profit: Fokus pada efisiensi operasional dan inovasi dalam model bisnis agar keberlanjutan tidak mengganggu faktor finansial. Metrik yang bisa diperhatikan mencakup laba bersih, pengembalian investasi, atau laju pertumbuhan pendapatan.

Penggabungan yang padu dari ketiga aspek ini memungkinkan bisnis untuk bertahan dalam jangka panjang tanpa mengorbankan nilai-nilai ekonomi dan sosial.


7. Identifikasi tiga risiko utama yang mungkin dihadapi oleh startup di bidang ed-tech dan jelaskan strategi mitigasi untuk masing-masing risiko tersebut. Bagaimana Anda mengukur tingkat toleransi risiko dalam keputusan bisnis?

Perusahaan rintisan dalam sektor pendidikan berbasis teknologi biasanya harus menghadapi tiga risiko utama:

  1. Risiko Teknologi: Masalah pada sistem, keamanan data, atau kegagalan platform. Upaya mitigasi dapat dilakukan lewat audit sistem secara berkala, pembaruan software, dan enkripsi data.
  2. Risiko Pasar: Perubahan dalam tren pembelajaran digital dan pergeseran dalam preferensi pengguna. Pendekatan mitigasi meliputi inovasi konten, riset pasar yang rutin, serta diversifikasi layanan.
  3. Risiko Finansial: Ketergantungan pada investor luar. Alternatif solusinya adalah dengan mendiversifikasi sumber pendapatan, seperti mengimplementasikan model freemium atau bekerja sama dengan lembaga pendidikan.

Tingkat toleransi risiko dievaluasi menggunakan kerangka risk appetite, yang mengukur sejauh mana organisasi dapat menghadapi dampak negatif tanpa mengganggu operasional dan keberlanjutan bisnis.


8. Jelaskan proses transformasi dari sebuah ide bisnis menjadi rencana eksekusi yang konkret dengan mengintegrasikan metodologi dari ketiga tugas mandiri. Bagaimana Anda memprioritaskan resources berdasarkan tahapan development tersebut?

Proses mengubah ide bisnis menjadi rencana eksekusi konkret dilakukan dengan langkah-langkah bertahap yang menggabungkan metodologi dari tiga tugas mandiri.

  • Tahap 1 (Studi Kelayakan): Menilai kepraktisan ide dari perspektif pasar, teknik, dan keuangan.
  • Tahap 2 (Evaluasi Peluang Bisnis): Melakukan verifikasi di lapangan untuk memahami kebutuhan dan perilaku konsumen.
  • Tahap 3 (Perencanaan Bisnis): Menyusun strategi pelaksanaan, model bisnis, serta proyeksi keberlanjutan.

Alokasi sumber daya disusun berdasarkan tingkat urgensi dan dampak terhadap tahapan pengembangan. Pada awalnya, sumber daya akan difokuskan pada riset dan validasi pasar sebelum beralih ke pengembangan produk dan perluasan operasi.


9. Selain metrik finansial tradisional, metrik non-finansial apa yang Anda anggap kritikal untuk mengukur kesuksesan sebuah usaha baru? Jelaskan bagaimana metrik tersebut diukur dan dikaitkan dengan sustainability bisnis jangka panjang.

Selain indikator finansial seperti laba dan ROI, ada metrik non-finansial yang juga penting dalam menilai keberhasilan usaha baru, yaitu:

  • Keterlibatan Pelanggan: Diukur melalui tingkat retensi, umpan balik, dan interaksi pengguna.
  • Dampak Sosial dan Lingkungan: Diukur berdasarkan jumlah tenaga kerja lokal yang diberdayakan atau volume limbah yang berhasil berkurang.
  • Kemampuan Adaptasi: Diukur dari frekuensi inovasi dan kecepatan tanggapan terhadap perubahan pasar.

Metrik-metrik ini mencerminkan keberlanjutan yang berjangka panjang serta ketahanan bisnis dalam menghadapi perubahan dari lingkungan eksternal.


10. Berdasarkan pengalaman menyusun ketiga tugas mandiri, jelaskan proses iterasi yang diperlukan ketika sebuah ide bisnis menemui bukti yang kontradiktif antara data lapangan dan asumsi awal. Bagaimana pendekatan 'lean startup' dapat diintegrasikan dalam proses ini?

Ketika informasi yang diperoleh dari lapangan bertentangan dengan dugaan awal, diperlukan proses pengulangan agar model bisnis tetap sesuai. Metode lean startup menyediakan sebuah struktur yang terstruktur melalui langkah-langkah bangun–ukur–belajar. Sebagai ilustrasi, jika hasil dari validasi menunjukkan bahwa produk tidak memenuhi keinginan pasar, maka pelaku usaha harus melakukan perubahan besar, yaitu mengubah proposisi nilai atau segmen pelanggan berdasarkan informasi terbaru. Proses pengulangan ini memungkinkan adanya penyesuaian yang berkelanjutan antara gagasan, pasar, dan strategi operasional sehingga bisnis dapat berkembang secara adaptif di tengah perubahan yang terus terjadi.

Minggu, 05 Oktober 2025

Pemanfaatan Peluang Bisnis Melalui Zona Rehat Mahasiswa di Sekitar Kampus

Oleh: Annisa Wulandari (AE44)

 BAGIAN 1

LATAR BELAKANG


1.1 Deskripsi Area Observasi

Lingkungan kampus menjadi tempat yang saya pilih untuk di observasi. Kampus adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar bagi mahasiswa, sehingga suasananya cenderung ramai setiap hari. Banyak mahasiswa yang beraktivitas di luar kelas, seperti menunggu jam perkuliahan berikutnya, mengerjakan tugas, atau sekadar beristirahat di area sekitar gedung. Namun, dari pengamatan saya, fasilitas tempat duduk atau area bersantai di sekitar kampus masih cukup terbatas. Tempat duduk yang tersedia di lantai dasar gedung sering kali penuh, terutama pada jam-jam pergantian kelas. Akibatnya, banyak mahasiswa yang akhirnya menunggu sambil duduk di lantai, atau mencari tempat lain yang belum bisa dikatakan 'nyaman'. Kondisi inilah yang menjadi dasar pengamatan saya untuk menemukan peluang bisnis di area tersebut.


1.2 Alasan Pemilihan Area

Saya memilih area kampus sebagai lokasi observasi karena merupakan tempat yang ramai dan memiliki aktivitas padat setiap harinya. Warga kampus menjadi pengguna utama area ini, sehingga sangat memungkinkan untuk menemukan berbagai kebutuhan dan peluang usaha. Selain itu, karena saya juga merupakan bagian dari lingkungan kampus, saya bisa mengamati situasi secara langsung dan memahami kebutuhan mahasiswa dengan cukup baik. Dengan kata lain, kampus adalah lokasi strategis untuk menemukan ide bisnis yang tepat dan bermanfaat bagi banyak orang.


1.3 Metode Observasi yang Digunakan

Metode observasi yang saya gunakan adalah observasi non-partisipan. Dengan kata lain, saya tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang diamati, tapi hanya memperhatikan situasi di sekitar area kampus, khususnya perilaku mahasiswa saat menunggu pergantian kelas. Saya mencatat kebiasaan mereka, seperti tempat berkumpul, aktivitas yang dilakukan, serta permasalahan yang sering muncul. Selain itu, saya juga melakukan wawancara singkat dengan beberapa mahasiswa untuk memperkuat hasil pengamatan.



BAGIAN 2

HASIL OBSERVASI


2.1 Tabel/Data Observasi

No

Hasil  Pengamatan

Dampak

Solusi  yang Berpotensi

1

Mahasiswa sering tidak memiliki tempat nyaman untuk menunggu pergantian kelas.

Mahasiswa menunggu sambil duduk di lantai atau berdiri lama.

Menyediakan area istirahat yang nyaman dan terjangkau.

2

Banyak mahasiswa mengeluh karena tidak ada tempat makan dengan menu beragam.

Pilihan makan terbatas dan kurang bervariasi.

Membuka food corner dengan menu variatif.

3

Jarak gedung ke parkiran agak jauh, menyebabkan ketidaknyamanan saat hujan/panas.

Mahasiswa sering kepanasan atau kehujanan.

Menyediakan tempat sewa payung.



2.2 Foto Dokumentasi



2.3 Ringkasan Wawancara

Wawancara dilakukan kepada lima orang mahasiswa tahun kedua yang memiliki pengalaman serupa dalam menjalani kegiatan perkuliahan sehari-hari. Secara umum, mereka sering merasa bingung mencari tempat untuk duduk atau beristirahat saat menunggu kelas berikutnya, terutama ketika area kampus sedang ramai. Sebagian besar responden biasanya menunggu di kantin, minimarket sekitar kampus, rumah teman, atau di kursi yang tersedia jika masih ada tempat kosong. Namun, mereka mengaku kenyamanannya terbatas karena suasana yang panas dan ramai, sehingga kurang mendukung untuk istirahat dalam waktu lama. Ketika ditanya tentang ide adanya “Zona Rehat Mahasiswa”, hampir semua responden menyatakan ketertarikan. Mereka menilai tempat seperti itu akan membantu mahasiswa yang memiliki jeda waktu panjang di antara kelas. Kisaran harga yang dianggap wajar untuk sewa per jam berada di Rp10.000–Rp15.000 untuk ruang bersama, dan sekitar Rp20.000–Rp25.000 untuk ruang individu. Fasilitas yang paling diharapkan meliputi AC, Wi-Fi, colokan listrik, sofa atau karpet untuk duduk santai, dan area yang menjual makanan juga jajanan ringan. Mayoritas responden menilai ide ini menarik dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini.


Lampiran: Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan umum:
  1. Biasanya kamu nongkrong di mana saat nunggu kelas?
  2. Pernah gak kamu ngerasa bingung mau duduk/istirahat di mana saat jeda kelas?
  3. Menurut kamu, kampus udah punya tempat istirahat yang nyaman belum?
  4. Apa yang bikin kamu gak betah nunggu lama di kampus?
  5. Kalau ada tempat nyaman (AC, sofa, bisa pesen makanan) buat istirahat/kerja kelompok, kamu tertarik gak?
Pertanyaan untuk calon konsumen:
  1. Kamu tertarik gak kalau ada tempat istirahat nyaman di deket kampus yang bisa disewa per jam
  2. Berapa kamu rela bayar untuk 1 jam di tempat kayak gitu?(Rp. 5.000 / Rp. 10.000 / Rp. 15.000 / Rp. 20.000 / Rp. 25.000 / Rp. 30.000 / lainnya)
  3. Fasilitas apa yang bikin kamu mau banget ke tempat itu?


2.4 3 Masalah Teridentifikasi dan Analisis

No

Masalah Teridentifikasi

Analisis

1

Kurangnya tempat bersinggah atau istirahat bagi mahasiswa saat menunggu jam pergantian kelas.

Hal ini terjadi karena area kampus belum menyediakan banyak tempat duduk, sementara jumlah mahasiswa sangat banyak. Mahasiswa yang memiliki waktu kosong antar kelas sering kali tidak tahu harus menunggu di mana. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan dan kebutuhan akan ruang istirahat yang lebih memadai kemudian menjadi peluang untuk membuka zona rehat  mahasiswa.

2

Tidak terdapat tempat makan dengan menu beragam di sekitar kampus.

Pilihan makanan di sekitar kampus cenderung terbatas pada kantin yang menjual menu serupa setiap hari. Mahasiswa yang sering berada di kampus menginginkan variasi makanan yang lebih banyak dengan harga terjangkau. Kondisi ini menunjukkan peluang untuk menghadirkan food corner atau kafe mini dengan menu variatif.

3

Jarak antara area kampus dan parkiran cukup jauh, menyebabkan mahasiswa kepanasan atau kehujanan.

Lokasi parkir yang tidak berdekatan dengan gedung membuat mahasiswa sering berjalan cukup jauh tanpa pelindung dari panas atau hujan. Masalah ini membuka peluang untuk menghadirkan solusi bisnis penyewaan payung.

 




BAGIAN 3

IDE BISNIS TERPILIH

3.1 Deskripsi Ide Bisnis

Ide bisnis yang saya pilih adalah pembuatan zona rehat mahasiswa di sekitar kampus. Zona rehat ini dirancang sebagai tempat istirahat dan aktivitas ringan bagi mahasiswa di sela-sela jadwal kuliah.
Fasilitas yang disediakan meliputi:
  • Ruangan ber-AC dan nyaman, tersedia dalam ukuran single room (untuk istirahat pribadi) dan group room (untuk diskusi/kerja kelompok).
  • Dilengkapi Wi-Fi, colokan listrik, sofa empuk, dan karpet lesehan.
  • Tersedia menu makanan dan minuman ringan dengan harga terjangkau.
  • Sudah free air minum di setiap ruangan sesuai dengan jumlah orangnya.
  • Dilengkapi hiburan seperti akses Netflix dan aplikasi streaming premium lainnya.
  • Sistem pemesanan ruang berbasis aplikasi, sehingga pengguna dapat melihat ketersediaan ruangan dan melakukan booking terlebih dahulu.

3.2 Alasan Pemilihan

Zona rehat ini dipilih karena menjawab kebutuhan nyata mahasiswa akan tempat menunggu yang nyaman dan fungsional. Selama ini, area kampus belum menyediakan fasilitas semacam itu. Selain itu, tempat seperti perpustakaan atau kantin tidak selalu cocok untuk beristirahat dengan santai atau bekerja dalam kelompok kecil. Dengan harga sewa yang terjangkau dan fasilitas lengkap, zona rehat ini diharapkan menjadi solusi ideal bagi mahasiswa yang membutuhkan tempat untuk beristirahat, makan, atau berdiskusi tanpa harus keluar jauh dari kampus.


3.3 Business Model Canvas

Partner Kunci (Key Partners)

Aktivitas Kunci (Key Activities)

Nilai Tambah (Value Proposition)

  • Pihak kampus (izin lokasi dan dukungan fasilitas)
  • Supplier makanan & minuman lokal
  • Vendor furnitur (meja, kursi, bean bag, colokan listrik)
  • Pihak kebersihan kampus
  • Teknisi internet / Wi-Fi kampus

  • Menjual makanan/minuman ringan
  • Menjaga kebersihan & kenyamanan area
  • Promosi ke mahasiswa (media sosial kampus, poster, event kampus)
  • Menyediakan layanan reservasi meja / ruang kecil (opsional)

  • Tempat nyaman, sejuk, dan bersih untuk menunggu antar kelas
  • Harga makanan & minuman terjangkau untuk mahasiswa Ada Wi-Fi, colokan, dan area belajar santai
  • Bisa dipakai untuk nongkrong, diskusi, atau kerja kelompok

Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)

Segmen Pelanggan (Customer Segments)

Sumber Daya Kunci (Key Resources)

  • Memberikan pelayanan ramah dan cepat
  • Program loyalitas (stiker poin, diskon khusus
  • Interaksi aktif lewat media sosial kampus
  • Menyediakan kotak saran untuk masukan mahasiswa

  • Mahasiswa aktif (terutama yang sering menunggu jeda antar kelas)
  • Dosen atau staff yang butuh tempat rehat singkat
  • Pengunjung kampus atau alumni

  • Lokasi strategis di area kampus
  • Peralatan makan & furnitur
  • Stok makanan & minuman
  • SDM (penjaga, kasir, kebersihan)
  • Sistem kasir sederhana dan koneksi internet

Saluran Distribusi (Channels)

Struktur Biaya (Cost Structure)

Aliran Pendapatan (Revenue Streams)

  • Penjualan langsung di tempat
  • Pemesanan lewat WhatsApp atau aplikasi kampus (opsional)
  • Promosi lewat media sosial kampus, pamflet, dan event mahasiswa

  • Biaya sewa tempat (jika dikenakan)
  • Gaji karyawan
  • Pembelian bahan makanan & minuman
  • Biaya listrik, Wi-Fi, dan kebersihan
  • Biaya perawatan furnitur dan dekorasi

  • Penjualan makanan dan minuman
  • Sewa ruang kecil / spot belajar privat
  • Kerjasama sponsor dari brand lokal (kopi, snack, dll)
  • Event kolaborasi kampus (bazar, mini gig, dll)

 





BAGIAN 4

ANALISIS KELAYAKAN


4.1 Target Pasar

Target pasar utama adalah mahasiswa aktif yang memiliki waktu luang di antara jam kuliah, mahasiswa yang membutuhkan tempat kerja kelompok, serta mahasiswa yang ingin bersantai atau makan dengan nyaman di lingkungan sekitar kampus.


4.2 Keunikan/Nilai Tambah

Nilai tambah utama dari bisnis ini adalah konsep kenyamanan dan multifungsi dalam satu tempat. Tidak hanya menyediakan tempat istirahat, tetapi juga ruang kerja dan area makan dengan sistem sewa per jam yang fleksibel. Fitur pemesanan melalui aplikasi membuat mahasiswa tidak perlu khawatir kehabisan tempat (tidak zonk), karena bisa melihat jadwal ketersediaan ruangan secara real-time. Harga yang ditawarkan juga ramah di kantong mahasiswa.


4.3 Analisis Kompetitor

Untuk saat ini, belum ada bisnis serupa di sekitar kampus. Kompetitor terdekat hanyalah kafe atau coffee shop yang tidak didesain untuk beristirahat secara santai. Dengan konsep rest area yang lebih personal dan fleksibel, usaha ini memiliki keunggulan kompetitif yang cukup kuat.


4.4 Estimasi Biaya Awal dan Harga

        - Biaya Awal:
  • Renovasi dan desain interior: Rp25.000.000
  • Peralatan (sofa, karpet, AC, Wi-Fi, TV): Rp15.000.000
  • Perizinan dan promosi awal: Rp5.000.000
  • Total estimasi biaya awal: ± Rp45.000.000
        - Harga Sewa:
  • Single room: Rp20.000 – Rp25.000 per jam
  • Group room (5–7 orang): Rp10.000/orang per jam



BAGIAN 4

RENCANA IMPLEMENTASI


5.1 Langkah-Langkah 30 Hari Pertama
  • Minggu 1: Survei lokasi, pengecekan kelayakan bangunan, dan pembuatan desain interior.
  • Minggu 2: Pengadaan perlengkapan, perencanaan promosi, dan penetapan harga.
  • Minggu 3: Proses renovasi dan penataan ruangan hingga 90% selesai.
  • Minggu 4: Uji coba operasional, perekrutan staf, dan promosi pembukaan resmi.

5.2 Sumber Daya yang Dibutuhkan
  • Sumber daya manusia: kasir, petugas kebersihan, dan penjaga area.
  • Sumber daya fisik: bangunan, perabot, alat elektronik, dan perlengkapan makan.
  • Sumber daya teknologi: aplikasi pemesanan online dan sistem pembayaran digital.

5.3 Metrik Keberhasilan

Keberhasilan diukur dari:
  • Jumlah pengunjung dan tingkat okupansi ruangan.
  • Umpan balik positif dari pengguna.
  • Kenaikan pendapatan setiap minggu.
  • Jumlah pemesanan yang dilakukan melalui aplikasi.



BAGIAN 6

REFLEKSI


6.1 Pembelajaran dari Tugas

Dari tugas ini, saya belajar bahwa peluang bisnis sebenarnya banyak ditemukan di sekitar kita, asalkan kita peka terhadap kebutuhan orang lain. Mengamati lingkungan sehari-hari bisa membuka ide baru yang bermanfaat. Selain itu, penting untuk mengenal target pasar dan memahami kebiasaan calon konsumen agar ide bisnis bisa tepat sesuai sasaran.


6.2 Tantangan yang Dihadapi

Tantangan utama adalah meyakinkan orang bahwa zona rehat seperti ini benar-benar dibutuhkan, serta memastikan biayanya tetap terjangkau bagi mahasiswa. Selain itu, tantangan lain adalah menjaga operasional dan kebersihan tempat agar pengguna merasa nyaman setiap saat.


6.3 Rencana Pengembangan Selanjutnya

Ke depannya, zona rehat ini dapat membuat rencana untuk dikembangkan dengan menambah cabang di area kampus lain, menambah fasilitas hiburan, serta memperluas fitur aplikasi agar pengguna dapat memesan makanan langsung dari ruangannya. Pengembangan akan terus berfokus pada kenyamanan dan kebutuhan dari target pasar yang dituju.

Peran Fotocopi 'D' dalam Mendukung Perekonomian Lokal di Daerah Tangerang

Usaha fotokopi 'D' yang dikelola oleh sepasang suami-istri ini telah beroperasi sejak tahun 2005, melanjutkan usaha serupa yang sebe...